Thursday, September 29, 2011

Surat untuk penyair (yang) bodoh

: Dea Anugrah

Hei penyair (yang) bodoh,
Jika benar manusia dibentuk oleh masa lalunya,
aku memilih untuk menjadi seperempat manusia saja.
Agar tigaperempat sisanya bisa kuberikan padamu,
untuk kau bentuk bersama waktu,
menjadi esok, lusa, dan seterusnya.

Hei penyair (yang) bodoh,
Jika benar manusia tak pernah melupakan sesuatu,
aku memilih untuk menjadi tigaperempat manusia saja.
Agar tigaperempat itu menjadi ingatan tentangmu,
dan seperempat lainnya hanyalah kenangan pahit yang sedikit,
tidak akan membuat sakit.

Hei penyair (yang) bodoh,
Jika benar manusia tak pernah punya pilihan,
aku akan berterimakasih pada waktu,
yang menjadikan manusia manusia seperti kita ini bertemu.

Oh, penyair,
Jika benar kau adalah penyair (yang) bodoh,
maka aku telah menjadi kebodohan itu,
yang selalu berada di sampingmu dan menjadi satu.

Sehingga manusia manusia yang (katanya) dibentuk dari masa lalunya itu,
juga manusia manusia yang (katanya) tak pernah melupakan sesuatu itu,
serta manusia manusia yang (katanya) tak pernah punya pilihan itu,
melihat kita dan berkata:

"Penyair (itu) bodoh."

yang sama saja dengan

"Kamu (itu) aku."

satu.

1 comment: