Beberapa hari lalu saya
memutuskan untuk merapikan tampilan blog. Dalam proses sekitar satu jam itu,
akhirnya saya juga memutuskan untuk “membersihkan” berbagai widget yang ada. Yang
paling berat untuk saya hapus adalah widget virtual pet. Namun karena saya
sudah memutuskan untuk membuat tampilan blog lebih rapi dan sederhana, jadi itu
harus saya lakukan.
Berawal dari tahun 2011, Dea, pacar
saya, pertama kali pamer virtual pet di blog miliknya, ia mengadopsi seekor
rubah bernama Shivert sejak tahun 2008. Kemudian
saya jadi ingin juga mengadopsi virtual pet di blog, hehe.
Saya memutuskan untuk mengadopsi
seekor panda yang saya beri nama Icha, yah walaupun virtual, anggaplah ia
betul-betul “seekor”. Saya sangat senang waktu itu, karena di kehidupan nyata, orang
tua saya tidak mengizinkan saya memelihara hewan apapun di rumah. Setidaknya,
sejak saya mengadopsi virtual pet di blog ini, saya jadi bisa merasakan sedikit-sedikit
senangnya mengadopsi hewan, meskipun interaksinya sangat terbatas dan ia tidak
benar-benar memiliki nyawa yang harus saya jaga.
Saya menamainya Icha karena itu
merupakan nama panggilan adik saya yang suka sekali dengan panda, perawakan dan
wajahnya pun mirip. Waktu ia kecil—saya lupa usia berapa bulan persisnya, ada
sebuah momen di mana ia yang sedang tengkurap di tempat tidur tiba-tiba
merangkak kemudian duduk untuk pertama kalinya. Saat itu ada saya, Ibu, dan
kakak saya yang melihat. Ibu saya spontan nyeletuk “Weh, kayak panda.” Kami pun
tertawa. Beberapa detik kemudian Icha menangis kencang sekali. Sampai saat ini
kami tidak tahu apa yang menyebabkan ia menangis. Ketika ia dewasa dan kami
ceritakan ulang padanya pun ia sama sekali tidak ingat (tentu saja). Mungkin
waktu itu ia merasa ditertawakan. Makanya, ketika mendengar kata panda, yang
pertama kali saya ingat adalah adik saya sendiri, Icha.
Widget virtual pet tersebut
memiliki pilihan hewan berbeda-beda, dan tiap pilihan hewan memiliki pilihan
interaksi yang berbeda pula. Kebetulan untuk jenis panda hanya memiliki satu pilihan
interaksi selain pilihan ajakan bermain melalui klik kiri pada badannya (yang
ada pada semua hewan), yaitu pilihan memberi makan daun bambu. Berbeda dengan
Shivert, yang selain bisa kita beri makan daging, ia bisa juga kita beri bunga.
Jika kita arahkan bunga kepadanya, ia akan mengendusnya dan muncul banyak tanda
hati di sekitar kepalanya, yang menunjukkan bahwa ia suka.
Tahun lalu, saya lupa bulan apa,
seiring dengan popularitasnya yang meningkat—ini bullying, Dea merasa perlu
untuk merapikan tampilan blognya. Jadilah ia menghapus widget virtual pet di
blognya, karena dirasa kurang pas dengan lay out baru yang ia pilih. Belum lama
ini ia bahkan hijrah ke domain dot com, demi menciptakan kesan profesional katanya—ini
juga bullying :p. Saya agak sedih ketika Shivert tidak ada lagi, padahal saya
lumayan sering mengunjungi blog Dea bukan untuk membaca tulisannya, melainkan
hanya untuk menengok Shivert dan memberi makan, bunga atau sekadar mengajaknya
bermain dan melompat-lompat. Untuk menghibur saya, Dea bilang Shivert sudah
cukup tua dan anggap saja sudah saatnya mati. Saya malah jadi tambah sedih :(
Namun sekarang saya sudah cukup
mengerti, bahwa segalanya memiliki batas waktu. Dan sekarang adalah waktunya
untuk membenahi dan merapikan blog ini agar lebih nyaman dibaca. Mungkin saja
sebentar lagi saya malah bisa mengadopsi hewan sungguhan, hehe.
Untuk Shivert dan Icha, saya tidak tahu ke mana perginya makhluk virtual seperti kalian setelah mati, tapi semoga kalian baik-baik saja. Terima kasih sudah jadi penjaga blog kami beberapa tahun kemarin. Jangan lupa makan ya! :3
Untuk Shivert dan Icha, saya tidak tahu ke mana perginya makhluk virtual seperti kalian setelah mati, tapi semoga kalian baik-baik saja. Terima kasih sudah jadi penjaga blog kami beberapa tahun kemarin. Jangan lupa makan ya! :3
No comments:
Post a Comment