Sunday, May 22, 2011

Bonne Année

Bukan, ini bukan tulisan tentang daftar keinginan untuk setahun kedepan ataupun target yang tak tercapai selam satu tahun ini. Ini tulisan tentang ulang tahun, sesuatu yang nyaris saya lupakan jika saja hari ini saya tidak mengambil KTP saya dari perpustakaan. Ya, saya lupa kalau hari ini adalah hari terakhir saya berusia 20 tahun, besok saya akan genap berusia 21 tahun – jika saya masih hidup.

Saya sedikit terkejut pada diri saya sendiri ketika sadara bahwa saya lupa hari ulang tahun saya, baru kali ini saya lupa seperti ini. Selama ini, saya selalu ingat tanggal ulang tahun saya, bukan untuk saya rayakan besar-besaran bersama teman, namun saya mengingatnya sebagai patokan untuk diri saya sendiri, setidaknya saya menganggap penting ulang tahun cukup bagi yang mengalaminya saja, bukan karena orang lain penting untuk tahu.

Tahun lalu, ketika saya hendak memasuki usia 20 tahun, saya demikian sadar dan ingat, bahkan sejak seminggu sebelumnya, karena saat itu saya panik dengan hal itu. Saya panik dengan berbagai bayangan akan umur 20 yang berarti sudah seharusnya menentukan arah – sedangkan saya belum melakukan apapun saat itu. Waktu itu saya melewati hari terakhir usia belasan saya bersama teman baru yang mulai akrab, Makbul. Kami tidak melakukan apapun seharian, hanya menonton beberapa film Indonesia kemudian mengoloknya. Saat itu saya benar-benar tidak siap menghadapi bergantinya hari, saya takut dan mengatasinya dengan bersenang-senang belaka, seolah dapat menunda.

Perjalanan membawa saya pada dialog-dialog tentang usia, tentang penentuan arah dalam hidup, bersama banyak orang. Beberapa bulan lalu, saya dan teman saya Dea lagi-lagi membicarakan tentang tujuan hidup dan apa yang sebenarnya ingin kami lakukan dalam hidup. Dea melegakan diri saya yang terlalu rumit, saat itu ia berkata “Mari berhenti memikirkan apa yang sebenarnya kita mau, lakukan saja apa yang kita suka, selama kita mampu.”. Kemudia ia berkata ia teringat Puthut EA pernah mengatakan bahwa ia menulis, menonton film, dan melakukan hal-hal lain karena ia menyukainya. Ia tidak merasa terbebani dan tidak merasa harus memiliki alasan.

Mendengar apa yang disampaikan Dea, saya lantas berpikir dan tersadar, memang tidak seharusnya saya terlalu memusingkan hal tersebut dan malah membuat saya tidak melakukan apapun pada akhirnya. Saya jadi lebih santai.

Mungkin sejak saat itulah saya menjadi tidak terlalu memikirkan dan mencari-cari apa yang sebenarnya saya mau serta berusaha menghentikan hal lain yang saya anggap tidak mau saya lakukan. Saya membebaskan diri saya, namun tetap pada garis-garis tertentu. Saya berhenti mencemaskan sesuatu yang tidak terlalu esensial dan lebih banyak melakukan sesuatu yang saya ingin lakukan: belajar fotografi, membaca buku, mendengarkan musik, menonton film, menulis, apapun. Toh spesifikasi kan hanya persepsi Amerika, dan dengan spesifikasi bukan berarti kita harus menghentikan hal-hal lain yang sebenarnya ingin kita lakukan bukan? Itu persepsi saya.

Mungkin karena itulah hari ini saya lupa tanggal ulang tahun saya. Karena mungkin usia kronologis kini jadi tidak terlalu penting bagi saya. Usia psikologis jauh lebih penting, dan ia tidak bertambah setiap tahun, melainkan setiap saya semakin mampu memahami diri saya dan hidup ini dengan lebih bijaksana dan bersahaja. Ia tidak perlu diperingati namun diresapi.

Bonne année untuk saya, dua jam lagi genap 21 tahun kau menghirup udara dunia, semoga usia psikologismu berkembang pula seiring usia kronologismu yang tak lagi kanak-kanak.

Cheers!

No comments:

Post a Comment