Saya memiliki lebih banyak teman laki-laki dibandingkan perempuan, di antara mereka ada yang menjadi sangat dekat, seperti saudara kandung, seperti kakak. Saya akan bercerita tentang mereka, orang-orang yang membuat saya belajar banyak hal, sampai saat ini.
Adrian Jonathan Pasaribu – a brother I never have, adalah seorang kakak tingkat saya di kampus. Kami pertama kali bertemu lewat sebuah situs blog bernama multiply.com, saat itu saya sama sekali belum pernah bertemu dia secara langsung. Multiply sangat berjasa mempertemukan kami, tanpanya mungkin saya tidak akan pernah mengenal orang yang sudah saya anggap kakak sendiri ini, hahaha.
Saat itu memang banyak anak jurusan saya yang memiliki account Multiply, di sana kami berinteraksi dan saling mengunjungi blog, berbagi komentar, dan yang jelas: saling berkenalan lewat tulisan, yang kadang lebih jujur daripada perkenalan lisan.
Meskipun berisi banyak hal random, namun blog Adrian saat itu cukup menarik perhatian saya, mungkin karena saya banyak sepakat dengan cara dia melihat sesuatu. Satu tulisannya yang paling membuat saya kagum adalah tulisan yang berjudul “Bosan Hidup” (tulisan itu sekarang sudah tidak ada, karena blognya di Multiply pun sudah lama ia hapus. Sekarang ia fokus mengurusi Cinema Poetica). Dalam tulisannya itu ia melihat keputusasaan karena cinta sebagai sesuatu yang sia-sia, karena jika kita mau berpikir lebih terbuka, ada sangat banyak penderitaan lain yang mungkin lebih memprihatinkan – dan tidak menimpa kita. Waktu itu saya sampai mengopy-paste tulisan itu ke note Facebook dan mensharenya ke banyak teman. Setelah itu, kami saling memberikan komentar di blog, baik secara serius maupun bercanda :P.
Pertemuan pertama saya dengan dia adalah saat saya hendak meminjam buku, waktu itu kami bertemu di depan kantor jurusan – yang sekarang sudah hilang gedungnya :’(. Dari obrolan singkat tersebut ada satu hal yang paling saya ingat: saya merasa nyaman bicara dengannya, meskipun dia tahu lebih banyak, namun ia tidak pernah merendahkan lawan bicaranya, ia tidak mengintimidasi saya.
Kemudian, beberapa minggu setelah itu, saya mengobrol sangat panjang dengan dia lewat Yahoo! Messanger, dari malam sampai pagi! Saya ingat betul, saat itu kami membicarakan masalah hati – curhat, hahahaha. Saya bercerita banyak hal dan begitu juga sebaliknya, saat itu kami saling tercengang dengan kisah masing-masing dan pada akhirnya hanya bisa saling menghibur, hahahaha.
Ada satu pengalaman yang tidak pernah saya lupa. Waktu itu saya akan berulang tahun, dan sahabat saya, Novi, Didi dan Brian meminta Adrian untuk menulis surat misterius untuk diberikan pada saya secara sembunyi-sembunyi. Saat itu saya bingung, mengapa tiba-tiba di motor saya dan di sela-sela buku kuliah ada surat cinta. Ternyata itu hasil dari keisengan mereka -_- sampai sekarang surat-surat itu masih saya simpan dengan baik.
Semakin lama hubungan kami semakin dekat, obrolan demi obrolan terjadi, pertemuan-pertemuan, curhatan-curhatan, rahasia-rahasia, kami bahkan sempat bermain-main dengan relationship status di Facebook, ya kami berpacaran di Facebook – dan ada beberapa orang yang hampir percaya. Hahahaha! Ya, kedekatan kami terjadi begitu saja.
Bahkan saya bisa bertemu dan berkenalan dengan Makbul (baca Bicara Mantan) juga karena dia :) Sampai saya putus dengan Makbul pun, sikapnya tak berubah, ia tetap seorang kakak yang hangat, yang rela saya curhati dan hujani dengan air mata, yang betah melihat kegalauan saya, yang rela saya rampok film-filmnya, saya pinjam buku-bukunya :P
Sekarang, Adrian telah menyelesaikan kuliahnya dan akan segera di wisuda tanggal 19 Mei besok – tentu saja saya akan hadir :)). Setelah itu ia akan kembali ke Jakarta, dan saya sedih karenanya, sedih :’)
No comments:
Post a Comment