Ardi Wilda Irawan – Sebelum kuliah, saya hanya tahu satu AW, yaitu restoran fast food dengan ciri khas minuman Sarsaparila yang menggoda. Namun setelah kuliah, visual yang terbayang ketika saya mendengar kata AW bukanlah lagi restoran fast food tersebut, melainkan seorang makhluk ajaib bernama Ardi Wilda Irawan yang akrab disapa Awe. Ya, ia memang ajaib.
Sama seperti Adrian, Awe adalah kakak tingkat saya di kampus, ia pun satu angkatan dengan Adrian. Saya lebih dulu mengenal Awe daripada Adrian, namun perkenalan saya dengan Awe memang berbeda dibandingkan dengan Adrian. Saya mengenal Awe dari klub fotografi jurusan – Publisia Photo Club (PPC). Saat itu Awe adalah ketua PPC, dan PPC memiliki lumayan banyak agenda yang mengasyikkan selain diklat reguler. Yang pertama adalah hunting ke Solo, saat itu ada peringatan 1 Suro di Keraton Surakarta. Terdapat ritual mubeng beteng seperti di Keraton Yogyakarta, namun uniknya, di Surakarta terdapat Kebo Bule (Kerbau Albino) yang ikut diarak mengelilingi beteng. Saat itu yang dapat ikut hunting adalah Awe, Dwi, Aji, Pradah, Aldi dan saya. Kami berenam berangkat dari Jogja sore hari. Satu hal yang saya ingat dari momen itu adalah ketika Awe yang saat itu berboncengan dengan Dwi nyaris menabrak mobil dari arah berlawanan karena kecerobohan Dwi. Saat itu kami semua hanya bisa tertawa ngakak berkali-kali.
Momen-momen yang saya lalui bersama Awe lebih banyak momen yang berbau proyek, ya, Awe memang cah proyek. Beberapa kali saya diajak untuk membantunya dalam beberapa proyek, seperti mengikuti Kompetisi Membuat Video Klip Efek Rumah Kaca, Membuat film dokumenter tentang Bioskop Permata, bahkan proyek iseng seperti membuat kaos bergambar wajah Angga Prawadika! Hahahaha.
Kedekatan saya dan Awe mungkin tidak sama dengan kedekatan di antara saya dan Adrian, kedekatan kami lebih lama terbangun, karena kami lebih sering berada dalam suasana kerja sehingga kami pun jarang membicarakan hal-hal personal. Namun, saya tetap merasakan Awe sebagai seorang kakak, ia mengajari saya banyak hal dan membuka pikiran saya akan banyak hal.
Dan ternyata, meskipun ia terlihat tak peduli pada hal-hal personal saya, sebenarnya ia peduli. Terbukti pada saat saya sedang galau-galaunya, ia memberi semangat pada saya. Hanya lewat pesan singkat, hanya dengan satu kalimat. Namun mampu membuat saya bersemangat, karena saya tahu, masih ada orang-orang yang peduli pada saya, meski melalui cara-cara yang sederhana. Maka pada saat ia sedang galau pun, saya berusaha untuk membantunya bangkit, saya tidak ingin melihatnya terpuruk terlalu lama. Ayolah Wek, bangun! :P
Hal menyenangkan yang sempat kami lakukan adalah piknik di hari Sabtu ke Sendangsono bersama teman-teman yang lain, Yogi, Intan, Dwi, Aji dan Pradah. Hari itu sungguh menyenangkan, saya benar-benar merasakan piknik lagi setelah sekian tahun, hahahaha.
Ada dua niat yang sampai saat ini – di mana ia sudah hampir meninggalkan Jogja karena telah selesai kuliah, masih belum terpenuhi di antara saya dan Awe, yaitu perjalanan ke Temanggung dan rencana produksi film satu lagi. Semoga masih sempat ya kakak Awe ;)
No comments:
Post a Comment